04 August 2008

ONTRAN-ONTRAN Ki SEMAR

Ki Semar yang kondang ngaloka sebagai pengayom yang bijaksana, arif dan berbudi pekerti luhur sedang mengalami cobaan. Sebuah blunder yang dilakukannya mengakibatkan jagat pewayangan dilanda ontran-ontran hebat. Rumah Ki Semar yang sejak dulu memang sudah ramai dengan para tamu, kini semakin rame saja dikunjungi orang-orang. Dulu tamu di rumah Ki Semar hanyalah terdiri dari kolega-koleganya yang sesama tokoh kondang, orang-orang yang menghaturkan puja-puji demi mengharap cipratan kepopuleran, pun orang yang benar-benar mengagumi geguritan karya Ki Semar, namun kini tamu Ki Semar semakin beragam. Ada juga orang-orang yang dengan berani dan terang-terangan mengumpat-umpat tokoh karismatik itu di rumahnya sendiri. Walah ada apa to ini gerangan?

Usut punya usut ternyata semua itu berpangkal dari sebuah surat. Sebuah surat dari salah seorang fans untuk sang idola yaitu Ki Semar. Lha gene ki cuma surat....we e e e e sabar dulu ki sanak....ternyata itu surat bukan sembarang surat. Dan yang bikin geger juga bukan karena Ki Semar menerima surat dari fansnya itu, namun karena surat itu, entah untuk tujuan apa, oleh ki Semar surat tersebut ditempel di majalah dinding yang ada di depan rumahnya. Walhasil semua orang bisa melihat, membaca, dan mentafsirkan sendiri tentang surat itu. Gawatnya lagi, di dalam surat itu tercantum dosa, berikut nama-nama beserta alamat rumah tokoh-tokoh pewayangan lain baik yang disinyalir sebagai korban maupun pelaku. Tentang seorang tokoh yang mengibuli tokoh-tokoh lain demi meraup kepeng-kepeng uang, tentang sebuah nama yang suka merayu dan meniduri wayang-wayang wedok, yang tentu saja kesemuanya hanya berupa cerita belaka, tanpa ada bukti terdokumentasikan, namanya juga cuma surat curhat. Gegerlah dunia pewayangan. Saban hari orang hilir mudik mengunjungi rumah ki Semar untuk mengetahui perkembangan kasus tersebut. Kolega-kolega ki Semar mulai dari Togog, Limbuk, Cangik, dan para pemuja setianya berlomba-lomba membuat benteng untuk melindungi tokoh pujaan mereka itu. Nama-nama yang tercantum dalam surat itu juga tak kalah heboh. Masing-masing berusaha untuk membela diri, menghindar, saling serang, bahkan berusaha menyerang balik kepada Ki Semar. Lha kok Ki Semar yang diserang balik? Lha iya, karena kalo ki Semar tidak menempelkan surat tersebut di madingnya maka tidak akan terbuka (entah kebohongan/kebenaran) kasus ini dimasyarakat jagat pewayangan. Ontran-ontran ini masih diperparah dengan cecunguk-cecunguk yang sama sekali tidak berkompeten yang urun mbacot gak penting yang malah memperkeruh suasana. Lalu bagaimana dengan Ki Semar sendiri menanggapi kasus ini? Nah ini hebatnya Ki Semar, beliau hanya muncul sekali di hadapan publik dalam kaitannya dengan kasus ini seraya berujar, “ apa yang dikatakan oleh masyarakat adalah sama dengan perkataan Gusti Kang Murbeng Dumadi”, walah beliau ini, ck ck ck....

Sementara itu si penggemar yang berkirim surat kepada Ki Semar malah jadi mencak-mencak sendiri. Kekagumannya pada ki Semar berubah menjadi kebencian yang luar biasa bak si Maia dan Ahmad Dhani. Dia tidak menyangka surat yang berisi curhatannya itu dipublikasikan, apalagi dalam surat itu tercantum dosa-dosa sejumlah orang, yang tentu saja tidak menyertakan bukti-bukti yang konkret. Di mading rumahnya, yang sempat dia bredel sendiri akibat ontran-ontran ini, dia menempelkan geguritannya sendiri menanggapi soal kasus ini. Pun dia juga meminta maaf kepada para tokoh yang sudah terlanjur dia sebutkan di surat yang di publikasikan oleh Ki Semar itu. Namun apa lacur, kepopulerannya kalah jauh dari ki Semar. Jadi mading dirumahnya ya hanya di baca oleh segelintir orang.

Tentang salah dan benar adalah sebuah hal yang sangat absurd, semua bisa berkata benar untuk diri sendiri namun juga gampang sekali berucap salah untuk orang lain. Nasi sudah menjadi bubur dan besi sudah terlanjur hancur. Waktu tidak akan mau berhenti barang sedetikpun untuk menunggu para pelaku kehidupan. Pun begitu di jagat pewayangan. Semua kehidupan kembali berjalan, ontran-ontran tinggal masa lalu. Masa lalu yang menyisakan kedengkian, prasangka, dan saling curiga. Nama baik berubah jadi buruk, nama besar jadi tercemar. Tidak ada yang diuntungkan dari sebuah ontran-ontran, semua hanya menyisakan kepiluan dan kesedihan.

18 comments:

tyasjetra said...

hehee... itu baru surat lho..
sudah bisa jadi pemicu bubrahing donya..
jadi kalo curhat.. entah itu bener atau hanya bermaksud tumbak cucukan, curhatlah kepada yg tidak populer.. hehe..

Dony Alfan said...

Setelah beberapa posting yg remeh,akhirnya mas gunemanku membuat posting yg ciamik,dan sdikit berfilsafat.
Siapakah ki semar itu,apakah dia blogger? Kasih linknya dong,asal sampeyan siap jd sasaran timpuk selanjutnya :)
Ketenaran,popularitas,apakah itu gerangan? Menjadi blogger gurem sperti sy,tnyata ada untungnya jg,lebih ayem dan tentrem...

ipam nugroho said...

kedengkian, syak wasangka, curiga masa lalu..sudahlah ki kubur dalam2, tatap masa depan dengan semangat

Anang said...

wah ini pasti berkisah tentang drama yang menghebohkan dunia blogsper

Ngatini said...

ngomong opo to kowe??

The Bitch said...

ah, saya juga oknum yang ikut maki2 ga jelas.

hehe...

Anonymous said...

Jagad pewayangan pa jagading blogger mas?? Kalau menyertakan sejumlah nama mestinya memang disertai bukti2 kongkret. Beda dengan dunia blog, tak ada bukti curhat bisa jalan terus...

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ said...

wuih ^_~

dunia semakiN berwarna^ N lbh aktiF Serang Yusz...DoOzO...o_O
:D

memang ga' mudah tuk penyelami perasaan org laiN N hanya org yg merasakanyalah yg isa memahami...

sangt menyakitkan apabila org yg kita percaya menusuk pelan.,.
Nasi sudah menjadi bubur dan besi sudah terlanjur hancur ga' akan kembali seperti semula..buburnya di tambah ayam joeLL (burnas):D N ga' mungkin kita marah ama org yg telah buat kita luka tp semua yg terjalin ga' akan seperti dulu atau mungkin malah menjauh.,.bukan kebencian tp luka yg ga' ingn teringt.....

Anonymous said...

kocap kacarito....semar ngentut....bruuuuutttt....hehehehehe

Anonymous said...

Pas ngelihat secara sekilas postingan njenengan tentang SEMAR, aku langsung teringat seorang tokoh yang terkenal juga yaitu GUS DUR (maaf aja sama orang orang yang pro dia).. :p mirip ga sih

Dia kadang jadi orang yang bijak,
kadang jadi orang yang kontroversial, and kadang jadi bahan guyonan, mirip SEMAR dengan para anaknya pada saat GORO-GORO di suatu pentas pewayangan...

Anonymous said...

@ Tyas :
Yap, berarti jangan curhat juga sama jeng Tyas..lha wong sampeyan juga populer...hahahaha

@ Dony :
Walah ini masih posting remeh kok, lha saya gak pernah bisa bikin yang ciamik kaya posting2 sampeyan...Sekiranya sampeyan paham betul tentang apa postingan saya itu, wong yang ngasih tau malah sampeyan kok...hahaha

@Papapam Traffic :
Betul, yang lalu biarlah berlalu..mari kita songsong masa depan....

@ Anang :
Ah masa sih Nang? sampeyan tentunya lebih tau kalo soal itu...kan sampeyan termasuk salah satu pemain..hahahaha

@ Ngatini :
Sak cangkem2ku to nduk...weekkk...

@ Mpitzky :
hahaha..kalo saya cuma mbaca aja sekali, mau ikut urun misuh kok ya males banget....

@ Gelly :
Bener banget Gell...tapi yo piye meneh, udah jadi kayak gitu...yang penting kita tetep asik ngeblog aja ya kawan, gak usah merecoki urusan2 gak penting gitu...hidup blogger!!!!

@Rudyahud :
Sek sek sek...lakone opo pak dalang????

@ Anggarov :
Wah saya ndak ikut2 lho ini...wes sampeyan wae yang nanggung...

Anonymous said...

kayaknya kalo cuma semar ga afdol nih kang...lha petruk, gareng ama bagong kemana bos? apa cuma ongkang2 nonton?

Mata Telinga said...

semare ndah ketahuan untuk petruknya ya si tukang nggunem itu, bedhanya di wayang petruk tukang nduding yang ini petruk tukang nggunem, hehehe... , bubar rasan rasan kok ternyata diposting. aku lho dadi penasaran.. kalo Punokawan mbocorne rahasia fans, apa bisa njaga rahasia momongannya para ksatria termasuk ksatria baja hitam. trus kalo kaya gitu, rahasia besaarku sebagai cowok cakep dan baik hati pasti kebuka, hehehe...

Tukang Nulis said...

Wah, sekarang saya sadar...

Hal yang menurut seseorang sepele dan pantas untuk dipublikasikan or dilakukan, belum tentu begitu untuk orang lain,,

MBAH IM said...

Semar adalah dewa yang ngeja wantah. Setiap lakunya memberi tuladha dan sentilan bagi jagad kamunungsan....

Anonymous said...

saya nangkepnya. ki semar mulai doyan bubur. apa betul demikian mas petruk :D

Anonymous said...

Ki Semar ... ??? Hmmm

Anonymous said...

@ M2M:
Petruk, Gareng, Bagong lagi pada sibuk maen review..jadi pada gak peduli ma urusan bapaknya si Semar,huehehehehe

@ Mata Telinga:
Cowok cakep dan baik hati? naudzubillah...hahaha

@ Tulisan Richo:
Yup,kamu udah tambah dewasa sekarang nak..hehehe

@ Mbah Im:
Itukan semar yang "itu", lha ini semar yang "ini" e...hahaha...mbuh ah..

@ Mantan Kyai:
Bubur ayam, asal ayamnya bukan ayam kampus aja...

@ Zalukhu:
Iya Ki Semar...hmmm juga....

 
;