Solo sebagai kota budaya semua sudah mengamininya, pun dengan sebutan kota Solo sebagai pusat batik. Mungkin selama ini yang dikenal wisatawan sebagai sentra batik di Solo adalah Kauman. Boleh saja Kauman lebih moncer namanya dikalangan wisatawan sebagai kampung batik, namun apakah sampeyan semua tidak ingin mengetahui asal muasal batik yang ada di solo ini?
Apabila ditilik dari sejarahnya, batik yang berkembang di kota Solo ternyata berasal dari kampung Laweyan, kampung yang terletak disalah satu sudut kota Solo. Apabila sampeyan semua menyempatkan diri untuk menyusuri gang-gang sempit di seputar kampung Laweyan, maka akan tampak jelas peninggalan kejayaan juragan-juragan batik jaman dahulu. Rumah-rumah yang dikelilingi dengan tembok tebal tinggi, pintu-pintu gerbang yang eksotis, serta workshop-workshop batik yang sekarang semakin marak, menjadi sajian menarik bagi wisatawan. Kejayaan para juragan batik Laweyan tempo dulu juga terlihat dari begitu luasnya pekarangan yang dimiliki, konon ceritanya setiap rumah juragan batik Laweyan pasti memiliki istal/kandang kuda didalam pekarangan rumahnya. Hal ini menjelaskan juga kenapa rata-rata bangunan asli rumah juragan batik di Laweyan memiliki dua pintu, satu berupa gerbang yang cukup besar dan satu lagi pintu biasa. Gerbang ini hanya dibuka ketika sang juragan akan bepergian menggunakan kereta kudanya.
searah jarum jam :
Pak Widhiarso, Pak Gunawan, Seorang turis asal Zimbabwe, hahaha...
Temulawak, ditambah es coca cola lewat deh..
Keramahan salah satu pelestari batik di Laweyan siang itu diwakili oleh Bapak Gunawan, owner/pemilik toko dan workshop batik Putra Laweyan. Beliau ditemani oleh Pak Widhi menjelaskan secara runtut dan detail mengenai sejarah Batik yang berkembang di kota Solo. Baru terkuak disiang itu pada pemahaman saya bahwa ternyata kota Laweyan telah jauh ada sebelum kota Solo itu sendiri muncul, dan memang ada semacam “pemberontakan” kecil antara para juragan batik waktu itu dengan pihak keraton. Para juragan batik di Laweyan menempatkan diri sebagi oposan pemerintah (keraton) pada waktu itu. Itulah salah satu alasan kenapa dalam setiap rumah gedong para juragan batik di Laweyan pasti terdapat jalan rahasia yang menghubungkan dengan rumah juragan batik yang lain di kampung yang sama, semata-mata hal tersebut sebagai jalan untuk bertemu secara diam-diam dan merembugkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan sosial politik.
Sudah barang tentu pemerintah tidak asal memberi penghargaan Upakarti kepada Kampung Laweyan ini beberapa waktu yang lalu tanpa ada alasan yang jelas. Dari hanya belasan keluarga yang masih melestarikan usaha batik di kampung ini beberapa tahun yang lalu, kini menjadi sekitar 60-an keluarga yang turut menghidupkan kembali kejayaan kampung Laweyan sebagai kampung batik. Hal inilah yang menjadi perhatian pemerintah pusat, dan sebagai penghargaan atas usaha tersebut maka Upakarti pada 2008 kemaren dalam kategori pelopor menjadi sebuah tambahan motivasi yang pantas. Diharapkan dengan adanya penghargaan itu akan menjadi penyemangat bagi warga Laweyan untuk kembali menghidupkan kejayaan batik dimasa lampau.
Pelestarian sebuah budaya yang adiluhung bukan sebuah perkara yang mudah, kesulitan pasti tetap ada menyertai perjalanan itu. Salah satu yang dirasakan para pejuang batik Laweyan itu adalah minimnya perhatian dari pemerintah kota Solo. Transfer informasi yang dirasa lambat membuat para Pejuang Batik Laweyan ini merasa sedikit kesulitan untuk berkembang. Namun yang sedikit membesarkan hati komunitas Batik Laweyan ini adalah rencana dari walikota Solo Jokowi untuk merelokasi pasar yang berada didekat Kampung Laweyan untuk diubah menjadi tempat parkir bus wisata. Semoga saja rencana itu segera terwujud dan akan memberi dampak yang signifikan bagi perkembangan batik Solo di kampung asalnya.
Berikut sedikit oleh2 poto dari ruang workshop batik Putra Laweyan.
suasana workshop batik Putra Laweyan
canthing dan malam(lilin) yang dipanasi, senjata utama mbatik
mbatik
batik cap
tungku untuk merendam kain batik menghilangkan malam
idem, tungku juga, tapi tampak atas
silahkan diborong
(sebenarnya saya naksir salah satu baju, tapi apa daya dompet gak berkompromi, hahaha)