12 November 2007

Mereka yangTerlupakan

Dulu awal-awal ngeblog, saya pernah nggunem yang menyangkut tema kepahlawanan, tentang bagaimana sorang Che Guevarra bisa lebih populer daripada Bung Tomo. Kini sebagai blogger yang ngakunya peka jaman(*mode siap2 muntah is on*) maka terbikinlah guneman ini demi memperingati dan menyambut hari Pahlawan.

Setiap menjelang peringatan hari Pahlawan, diberbagai stasiun televisi selalu saja menayangkan kisah-kisah dari para pahlawan yang terlupakan. Mereka yang dulu bertaruh nyawa untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sampai sekarang juga masih harus tetap berjuang untuk memperjuangkan nasib mereka sendiri. Potret mantan pejuang yang masih harus banting tulang di usia senjanya demi bertahan hidup jamak ditemukan di negara yang “besar” ini. Para veteran perang kemerdekaan itu memang mendapat tunjangan dari pemerintah, tapi apalah artinya duit 600ribu per bulan di masa seperti sekarang, kok pelit banget to Pemerintah Indonesia ini??? Wong buat anggaran pemilu saja yang merupakan ajang pertarungan untuk berebut kekuasaan bisa sampe 47,9 trilyun. Bagaimana juga dengan milyaran rupiah yang ditilep dari bumi Indonesia yang sudah merdeka ini oleh cukong-cukong kayu macam Ade Lin yang kemudian divonis bebas oleh pengadilan? Pemerintah Indonesia seharusnya isin, malu, sama para veteran-veteran berbaret kuning itu. Mereka-mereka yang sekarang duduk di kursi empuk kekuasaan gak bakalan bisa begitu seandainya dulu para veteran itu gak berjuang mati-matian mengusir londo yang menjajah negeri ini.

Mengenai gelar “Pahlawan Nasional” sendiri, ternyata harus ada pengajuan/permohonan dari pihak keluarga atau kelompok agar seseorang dapat meraih gelar Pahlawan Nasional. Bukankah itu sama halnya dengan mengemis kepada Pemerintah demi sebuah predikat. Trus dimana arti “menghargai jasa pahlawan” kalo begitu caranya??

Kalo sampeyan belum tau ini saya kasih tau, bahwa pribadi sekaliber Bung Tomo-pun sampai saat ini belum menyandang predikat sebagai “Pahlawan Nasional” cuma gara-gara belum ada pihak yang mengajukan nama Bung Tomo sebagai Pahlawan nasional, padahal dari segi jasa, silakan sampeyan nanya sendiri sama arek-arek Suroboyo siapa itu dan apa jasa Bung Tomo.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai jasa para pahlawannya. Ungkapan lawas banget yang selalu didengungkan di Indonesia. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah Indonesia sudah mampu menghargai jasa para pahlawannya? Upacara bendera setiap tanggal 10 November, yang biasanya dilanjutkan dengan acara tabur bunga di makam-makam pahlawan saja tidaklah cukup untuk disebut menghargai jasa pahlawan. Jadi bila ingin menjadi bangsa yang benar-benar besar, langkah awal yang paling sederhana yang harus di lakukan Indonesia adalah belajar untuk lebih menghargai jasa para pahlawannya.

23 comments:

Anonymous said...

kelihatannya aja penjajahan dah selesai nJoel, tappi sebenarnya musuh kita adalah orang sendiri, jadi yha susah majunya!!!
karene menurutku banyak yang punya prinsip
"susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah"..
bandingkan dengan negara lain, vietnam, korea dll, hanya butuh waktu sekitar 30 tahun, perkembangan pesat sekali...

makanya njol buat blogmu biar ngakurin banyak orang???

deFranco said...

@ Anngarov :
Amin Bro..tapi blogku lebih sering buat ajang pisuh2an sesama blogger ndolo e..hahaha.
O iya para blogger semua, kenalkan ANGGAROV ini adalah kakak ipar saya, fotonya ada di postingan "I love my Familly"

Herru Suwandi said...

saya juga kok merasa pesimis ya Mas dengan bangsa ini, mafia peradilan dimana mana, rakyat tambah susah, makna kemerdekaan dan perjuangan kayaknya cuma tinggal di buku sejarah saja... piye toh?

icHaaWe said...

mmmhhh.... susyeh nih komennya....
yah jangankan pahlawan jaman dulu... yg gak kenal langsung..taunya cuma dr buku sejarah disekolah...dan terpaksa banget tuk ngapalin nama2nya...

yg deket dgn kita contohnya...para guru yg berjasa banget...sama kita2 bisa nulis di blog ini kan atas jasa mereka... masih aja deh kita tdk menghargai guru...

tapi gw pribadi gak lah...aku cinta guru2ku... kalo pny duit buanyak..ato punya jabatan tuinggi... aku pgn makmurin para guru2 ... aiiiihhhh... moga ada malaikat lewat yg ngaminin...amiiiinnn

Agaz said...

klu mnrt org indonesia.. bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para koruptor..mereka dibiarkan leluasa mencuri uang negara.. coba uang yang mereka curi dikasih buat para veteran dan keluarga pahlawan.. tapi ya sudah.. namanya juga negeri antah berantah.. yang bisa nggunem ya pasti sukses!!!!

Vie said...

Sebenarnya orang-orang yang "mengharumkan" nama Indonesia itu ya orang-orang seperti cukong kayu dan koruptor.

Memang nasib veteran dinegara kita terlalu dikesampingkan. Bedanya jauh banget dengan nasib veteran di Canada ini.

aLe said...

Merdeka™ *halah* :D

JualannyaSaya said...

Indonesia belum bisa menghargai para founder negerinya ( pahlawan ) itu realita yang ada !

Farriezt said...

klo orang Indonesia saat ini terlalu dicekoki oleh budaya barat sehingga rasa nasionalisme amat-sangat-terkikis-sekali. oleh karena itu, banyak para pahlawan yang banyak dilupakan oleh para generasi muda Indonesia. mereka hanya ingat siapa pahlawan hanya sebatas nama tokoh-tokoh di pelajaran IPS dan tidak mampu merasakan bagaimana sesungguhnya sulitnya perjuangan melawan penjajah. dan kebanyakan orang Indonesia sekarang tidak-mau-tahu terhadap sejarahnya sendiri... ironis memang... oleh karena itu, banyak para veteran yang terpinggirkan. O ya... nambah lagi... pas Peringatan sumpah pemuda, di berita liputan 6, ada seorang cewek Sekolahan yang ditanya "kamu tahu sumpah Pemuda gk?" dan dia menjawab, "sumpah pemuda? apaan tuh?" (OMG! dia dapet pelajaran PMP atau PPKn atau PKn atau pendidikan Pancasila gak siih?!?!)

Anonymous said...

kanggo aku sebagai arek suroboyo yo, gak peduli Bung Tomo oleh gelar opo ndak, kanggo aku beliau adalah Pahlawan sing sejati ... pahlawan sing sak bener2e ... wis nang ati seluruh arek suroboyo, ngonolo cak !

Anonymous said...

gw yakin byk dr mereka yg bener2 pahlawan tp tdk pernah masuk buku sejarah.

Anonymous said...

Nilai filosofi kepahlawanan jarang kita temui di buku2 sejarah sekolah. Kita justru disuruh menghafal tanggal berapa pahlawan itu lahir dan mati. Padahal hapalan seperti itu menurut saya nggak penting.

Tan Malaka sebenarnya layak disebut pahlawan, tapi dia dicap "kiri" dan malah dibunuh. Lalu siapa yang membunuhnya?

Munir juga pahlawan, tapi dibunuh di udara. Lalu siapa yang membunuhnya?

Unknown said...

Selalu dan selalu tulisan elo bikin gw geleng2, bagus banget sampe gak bisa komen

Ros Marya Yasintha said...

Indonesia..indonesia.. (-.-)
Kalo harus mendaftarkan diri buat jadi pahlawan, keluarga dari "mereka yang berjuang" bukan orang yang suka gembar-gembor..
Emang pemerintah gak akan sempet mikirin hal2 kayak gini, wong lagi asik dengan proyek masing-masing!

Muhammad Mufti said...

Barangkali inilah hasil penataran P4 bertahun-tahun pada masa orde baru, sampai lupa bagaimana menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan *(sibuk ngurus para koruptor yang gak pernah ketangkap)

Anonymous said...

Indonesa..oh indonesaa...!

adekjaya said...

bagaimanapun juga ini adalah tanah airku...

`.¨☆¨geLLy¨☆¨.´ said...

aku....
akulah pencundang pemuda yg ga' bs menghargai pahlawanku,yap...aku hanya bisa merasakan apa yg saat ada di depanku,dunia yg panas ini,tanpa aku pedulikan bagaimana rasanya para pejuang mati2aN saat itu,

aku tahu..dan aku bukan org yg ga' ga'peduli


tapi aku ga' bs menolak,mempertahankan itu jauh lbh sulittt...,ingsaallah aku berusaha menghargai mereka dgn caraku sebaik mungkIn aMIEENN n cayooo


"Para veteran perang kemerdekaan itu memang mendapat tunjangan dari pemerintah, tapi apalah artinya duit 600ribu per bulan di masa seperti sekarang"_____>> yg ini ya kasihan bnGTTt duNKKKKKKKKK....
bnr2 kasIHaNNNNN......tega amaTTt cIHHHHHH.....(sad)

sayurs said...

*sori telat* *langsung mengheningkan cipta* ..

Anonymous said...

baca komentar2 di atas jadi sedih Joell, memang itu kenyataan yg ada di negara kita tercinta :(

zen said...

jangan lupa juga: bung tomo pernah dipenjara! hehehe (salam kenal)

Anonymous said...

wah kalo mo ngomong kepahlawaan, buanyak baget pahlawan di negeri ini.emang bener sih kalo pemerintah negara kita tercuintua kita ini payah dalam hal yang kaya gitu. Tapi hal yang patut kita catat dan kita hargai adalah bahwa mereka memperjuangkan bangsa ini dengan ikhlas, seperti cerita almarhum mbah saya yang ikut berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini, mereka gak pernah minta agar dapat gelar pahlawan dan bintang jasa, bagi mereka hal hal tersebut merupakan bonus yang gak penting. mereka berjuang untuk diri mereka dan anak cucu mereka, yaitu kita.
satu hal yang membuat bangsa kita tidak bisa besar selain tidak bisa menghargai jasa pahlawan juga tidak pernah bisa belajar dari kesalahan dimasa lalu. apalah arti menghargai jas para pahlawan dengan uang, tanda jasa dan penghargaan bila kita sama sekali tidak bisa mengambil hikmah dari perjuangan mereka. mereka mungkin akan menangis berguling gulling dalam kuburnya saat tahu kalo anak cucu yang telah diperjuangkan kemerdekaannya bisanya hanya menjadi seperti saya dan mungkin anda, yang rasa nasionalismenya pun perlu dipertanyakan. mbuhlah aku wae bingung aku urip nang negoroku dhewe oppo negorone wong liyo sing nganggo jeneng INDONESIA

Yuki Tobing said...

sori lama banget kawan gw mampirnya, sibuk banget, hehe..

yah seperti yang loe tau gw juga nulis tentang hari pahlawan, hehe, dan pendapat kita sama kayaknya, kita harus lebih belajar menghargai jasa pahlawan, toh kalo gak ada mereka kita gak ada.. dan lebih penting lagi, gimana kita mau menghargai jasa2 mereka (kemerdekaan) dengan mengisi kemerdekaan kalo ngehargain mereka aja kita gak bisa, hehe..

yah kasihan emang ngeliat orang2 yang ikutan perang tapi sekarnag hidup sengsara entah karena miskin atau terbuang di luar karena diduga komunis..

 
;