20 January 2009

Batik Laweyan, pioner batik di Solo

workshop Putra Batik Laweyan

Solo sebagai kota budaya semua sudah mengamininya, pun dengan sebutan kota Solo sebagai pusat batik. Mungkin selama ini yang dikenal wisatawan sebagai sentra batik di Solo adalah Kauman. Boleh saja Kauman lebih moncer namanya dikalangan wisatawan sebagai kampung batik, namun apakah sampeyan semua tidak ingin mengetahui asal muasal batik yang ada di solo ini?

Apabila ditilik dari sejarahnya, batik yang berkembang di kota Solo ternyata berasal dari kampung Laweyan, kampung yang terletak disalah satu sudut kota Solo. Apabila sampeyan semua menyempatkan diri untuk menyusuri gang-gang sempit di seputar kampung Laweyan, maka akan tampak jelas peninggalan kejayaan juragan-juragan batik jaman dahulu. Rumah-rumah yang dikelilingi dengan tembok tebal tinggi, pintu-pintu gerbang yang eksotis, serta workshop-workshop batik yang sekarang semakin marak, menjadi sajian menarik bagi wisatawan. Kejayaan para juragan batik Laweyan tempo dulu juga terlihat dari begitu luasnya pekarangan yang dimiliki, konon ceritanya setiap rumah juragan batik Laweyan pasti memiliki istal/kandang kuda didalam pekarangan rumahnya. Hal ini menjelaskan juga kenapa rata-rata bangunan asli rumah juragan batik di Laweyan memiliki dua pintu, satu berupa gerbang yang cukup besar dan satu lagi pintu biasa. Gerbang ini hanya dibuka ketika sang juragan akan bepergian menggunakan kereta kudanya.


searah jarum jam :

Pak Widhiarso, Pak Gunawan, Seorang turis asal Zimbabwe, hahaha...


Temulawak, ditambah es coca cola lewat deh..


Keramahan salah satu pelestari batik di Laweyan siang itu diwakili oleh Bapak Gunawan, owner/pemilik toko dan workshop batik Putra Laweyan. Beliau ditemani oleh Pak Widhi menjelaskan secara runtut dan detail mengenai sejarah Batik yang berkembang di kota Solo. Baru terkuak disiang itu pada pemahaman saya bahwa ternyata kota Laweyan telah jauh ada sebelum kota Solo itu sendiri muncul, dan memang ada semacam “pemberontakan” kecil antara para juragan batik waktu itu dengan pihak keraton. Para juragan batik di Laweyan menempatkan diri sebagi oposan pemerintah (keraton) pada waktu itu. Itulah salah satu alasan kenapa dalam setiap rumah gedong para juragan batik di Laweyan pasti terdapat jalan rahasia yang menghubungkan dengan rumah juragan batik yang lain di kampung yang sama, semata-mata hal tersebut sebagai jalan untuk bertemu secara diam-diam dan merembugkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan sosial politik.

Sudah barang tentu pemerintah tidak asal memberi penghargaan Upakarti kepada Kampung Laweyan ini beberapa waktu yang lalu tanpa ada alasan yang jelas. Dari hanya belasan keluarga yang masih melestarikan usaha batik di kampung ini beberapa tahun yang lalu, kini menjadi sekitar 60-an keluarga yang turut menghidupkan kembali kejayaan kampung Laweyan sebagai kampung batik. Hal inilah yang menjadi perhatian pemerintah pusat, dan sebagai penghargaan atas usaha tersebut maka Upakarti pada 2008 kemaren dalam kategori pelopor menjadi sebuah tambahan motivasi yang pantas. Diharapkan dengan adanya penghargaan itu akan menjadi penyemangat bagi warga Laweyan untuk kembali menghidupkan kejayaan batik dimasa lampau.

Pelestarian sebuah budaya yang adiluhung bukan sebuah perkara yang mudah, kesulitan pasti tetap ada menyertai perjalanan itu. Salah satu yang dirasakan para pejuang batik Laweyan itu adalah minimnya perhatian dari pemerintah kota Solo. Transfer informasi yang dirasa lambat membuat para Pejuang Batik Laweyan ini merasa sedikit kesulitan untuk berkembang. Namun yang sedikit membesarkan hati komunitas Batik Laweyan ini adalah rencana dari walikota Solo Jokowi untuk merelokasi pasar yang berada didekat Kampung Laweyan untuk diubah menjadi tempat parkir bus wisata. Semoga saja rencana itu segera terwujud dan akan memberi dampak yang signifikan bagi perkembangan batik Solo di kampung asalnya.

Berikut sedikit oleh2 poto dari ruang workshop batik Putra Laweyan.


Transfer pola batik


suasana workshop batik Putra Laweyan


canthing dan malam(lilin) yang dipanasi, senjata utama mbatik


mbatik


batik cap


tungku untuk merendam kain batik menghilangkan malam


idem, tungku juga, tapi tampak atas


silahkan diborong

(sebenarnya saya naksir salah satu baju, tapi apa daya dompet gak berkompromi, hahaha)

31 comments:

Anonymous said...

ciyeleng, potonya bagus-bagus, batiknya bagus-bagus, yang komentar juga bagus, sayangnya yang punya blog ora bagus blasss...

Anonymous said...

wah gambarnya bagus kang,sayang saya tidak disana , kalo disana mungkin akan memesan satu buah saja.....bagus sekali kang

Andri Journal said...

Bukannya memuji kampung halaman sendiri,tp batik Solo memang lebih bagus kalo dibandingkan dg batik Kalimantan Tengah,Sasirangan atau Batik Kalimantan Timur sekalipun.Motif batik Solo itu 'cantik' dan lebih variatif. :)

Anonymous said...

iya nih... salah satu kekayaan indonesia yang dipandang dunia...

Anang said...

yo sing duwe blog ra bagus blassssss

Anonymous said...

@ Andy MSE:
Karepmuh....kamfreett...

@ Harry Seenthing :
Harganya lumayan mahal, tapi bisa dimaklumi karena prosesnya juga gak gampang.

@ Dokter Andri :
Makane ndang balio cah...

@ Sang Penyamun :
Sepakat, harus kita lestarikan..

@ Anang :
Raurusan...

Anonymous said...

ikut senang dapat info saja. Sapa tahu dapat lembaran kainnya. eh lembaran kertasnya.

Anonymous said...

lah ituh koq fotone ada yang cuman tangan doang, wah padahal aslinenya do pengin nampang neng blog tuh :D

Anonymous said...

Secara tidak langsung anda berpartisipasi dalam mengenalkan produk dalam negeri... sukses selalu

Tukang Nulis said...

Batik,,hasil seni asli Indonesia !!! perbanyak postingan yang beginian Mas,,,demi kebudayaan Negerimu... Klo bisa ulas ttg wayang, gamelan,dll... biar gak punah,, masak kalah sama warga asing yang giat banget mempelajari kebudayaan Indonesia

Tukang Nulis said...

Batik,,hasil seni asli Indonesia !!! perbanyak postingan yang beginian Mas,,,demi kebudayaan Negerimu... Klo bisa ulas ttg wayang, gamelan,dll... biar gak punah,, masak kalah sama warga asing yang giat banget mempelajari kebudayaan Indonesia

gajahpesing said...

adol batik saiki?

Anonymous said...

Happy Wednesday! Bloghoppin' here... Hey, I have an interesting tutorial for you that I have written myself. It is about adding Adsense on your Single Post in XML template. I hope you'll like it! God Bless you!

Mr. Eagle said...

thanks infonya...
emang batik tiada duanya deh

Anonymous said...

nah ini dia kegiatan yang ditunggu-tunggu. Picnya bagus, ngesir temulawak'e aku (sesok mulih tumbas ah).

.::he509x::.

Cebong Ipiet said...

aku tau ngliwati batik laweyan iku heehehhehe pas ning solo

Anonymous said...

wew..liputannya lengkap...batiknya kerennnn bagusss....koq aq gak dibawain satu mas.....

Lovely Dee said...

Yang dipake manequinnya bafus tuh Maz.. Knapa ga dibungkusin buatku? ;p Kapan ya anter aq kesana??

Agung Suryo said...

Jul ngerti ga? salah satu daerah buruh batik yang nantinya dicap merek di solo itu tahap awalnya berproses dari sebuah daerah di wonogiri. kiro2 nek seko solo 2 jaman lah. tempat KKN ku dulu jul. Tidak seindah kehidupan batik2 Solo.

Anonymous said...

@ Lovely Dee :
Ok say besok kita jalan2 kesana...semoga aku jadi dikasih kaos sama pak Gun..hahaha

@ Goenk :
"cap Merek" sing mbok maksud kuwi aku paham Gunk rasaha disebutke wae ya ndak dadi rame hehehe, nek sing nang Laweyan iki produksi dewe kok..

Anonymous said...

aku ndak punya batik buat kondangan nih,mbok yao aku dikirimi kang hehehe

Anonymous said...

asik ya kalo bisa mbatik... langsung bikin gambar yg aneh2 deh...

Judith said...

Dulu nek pas aku nderek Eyang putri kulakan Batik kiy neng pasaar Klewer, trus nek nderek Bude blonjo Batik neng Danar Hadi. Bedho2 pabrik ya Git? nek seng Batik Laweyan kiy wes di dhol tekan pasar ngendhi2 termasuk pasar Klewer ..*hayah..ngertine pasar klewer thok*

Aku dhadi kangen Solo, tapi rung iso pulkam nganti si Dina anakku seng mbarep rampung magang :(

Kowe wes ngincer salah siji Batik nggo calonmu Git? Nek ngagem hem Batik kiy, wong ora bagus dhadi ngganteng je, seng ayu yo tambah ayu. Lha nek aku ngagem Batik opo ra koyok bakul sego liwet yo.. kari mikul kranjange, ha ha!

Judith said...

Piye toh.. dhurung rampung ngetik wes kepencet enter!

Kuwi lho Git, seng podo mbatik tulis kok hebat tenan yo.. benar2 punya bakat seni, melukis, mengukir hingga sejajar keseluruhan retro nya. Kudhu telaten :).. opo maneh nek mbatik gitu nyambi uro2, waaaahh lengkap dweh fitness tangan, jemari dan bibir :)

deFranco said...

@ Mbak Judith :
Hahahaha..bakul sego liwet...
Sing ngiceng batik calonku dewe mbak, kae nang komen dhuwur kae...

Ya wes semoga kapan2 sampeyan iso balik Solo maneh...trus mborong batik sak kontainer bar kuwi di dolo nang swiss kono...

Anonymous said...

deket rumahku, eh rumah bapakku..

Anonymous said...

wartawane sing brewok tonggoku lik!!!

Anonymous said...

hebat ya, yang ngerjain ada yang sampun sepuh. semoga regenerasinya berjalan dengan baik, harus dilestarikan. salam

Anonymous said...

makasih atas infonya, jadi pingin nih survei ke laweyan

Nyante Aza Lae said...

wah turis "zimbabwe" aja tertarik, palagi dq..hua..haaa

Judith said...

Sigiiittt Temulawak kuwi iso nggo obat Sariawan ora?? Resepe opo kuwi gawe temulawak :(

 
;