18 July 2008

Artalyta Suryani, kisah sukses perjuangan RA Kartini?

Pemilihan ratu kecantikan dunia baru saja lewat dengan, lagi-lagi, wakil Indonesia yang menuai kontroversi akibat berbikini two piece. Gelar “Ratu” adalah gelar tertinggi dalam dunia perempuan. Kalo sudah ngomongin ratu pasti sang perempuan yang memiliki gelar tersebut memiliki kelebihan dari wanita-wanita yang lain. Soal “Ratu” ini Indonesia tidak perlu khawatir kalah sama Inggris yang notabene adalah Negara berbentuk monarki. Inggris cuma punya satu ratu, tapi Indonesia punya banyak. Sebut saja Inul si “Ratu Ngebor”, Elvi Sukaesih si “Ratu Dangdut”, kalo sampeyan masih inget sama si Zarima yang “Ratu Ekstasi” itu, and please welcome ladies and gentlemen, here she comes the next queen in Indonesia, Artalyta Suryani si “Ratu Lobi”.

Satu lagi tayangan hiburan tengah meramaikan dunia pertelevisian Indonesia. Apalagi kalo bukan “drama” persidangan Artalyta Suryani. Tante cantik ini didakwa dalam kasus suap $ 660ribu dalam perkara BLBI terhadap jaksa Urip TG. Kalo biasanya terdakwa dalam persidangan tampil kusut,lecek, dan pucat, beda sama tante ini yang selalu tampil cantik dan fresh dalam setiap persidangan. Pokoknya ndak tampaklah kalo sedang susah tante Arta ini. Seperti yang telah diblow up di media-media massa, Tante Artalyta ini telah berhasil men”KO” beberapa pejabat-pejabat penting, dengan menyeret mereka untuk kecipratan sial ikut tersangkut paut dalam kasusnya.

Apakah “prestasi” Artalyta ini merupakan salah satu bentuk kemenangan perjuangan pahlawan emansipasi Indonesia RA Kartini? Selama ini, puncak prestasi RA Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia adalah saat Megawati Soekarno Putri berhasil duduk sebagai presiden wanita pertama di Indonesia., ya meski naiknya Mbak Mega ke kursi kepresidenan bukan dari hasil pemilihan langsung sih. Mungkinkah saat ini arwah RA Kartini di atas sana sedang tersenyum penuh kemenangan dengan munculnya kasus Artalyta ini? Sampeyan bayangin aja, Artalyta ini tidak hanya bisa duduk sejajar dengan kaum pria, bahkan dia juga bisa menyetir para pria, yang berkedudukan pula, untuk ikut pada kemauan-kemauannya. Sampeyan pasti udah liat sendiri tayangan di tipi tentang bagaimana jaksa Urip yang cuma ho’oh-ho’oh aja saat Artalyta menelponnya untuk memberi “instruksi” apa2 yang harus dikatakan dipersidangan. Bayangkan, seorang jaksa yang duduk di kejaksaan tinggi negara bisa menjadi seperti kebo kaya gitu menghadapi seorang Artalyta, apa memang kebo ya dia...hehehe....

Sebenarnya apa sih yang diperjuangkan RA Kartini dulu? Knapa beliau sampe bisa mendapat gelar pahlawan emansipasi wanita? Sayang beliau udah gak ada, kalo ada dan tau nomer hapenya ya pasti langsung tak sms nanya soal itu, hehehe...Apakah masih relevan menggunjingkan emansipasi wanita pada jaman sekarang ini? Dan bagi kaum perempuan, apakah bangga apabila kaumnya diwakili dengan seorang Artalyta Suryani, yang sangat memenuhi kriteria kalo cuma soal menyetarakan kedudukan wanita dengan pria seperti pemahaman-pemahaman dangkal tentang perjuangan RA Kartini dulu.

Nampaknya kalo saya terusin disini bakal kepanjangen posting saya yang ini, dan bakalan para blogger sekalian udah males duluan liat posting yang puanjang-puanjang. Jadi ya saya akhiri sampe disini aja meski masih agak gantung, lain kali saya teruskan lagi soal kesetaraan kaum wanita dan kaum pria ini.

9 comments:

Anang said...

he.. emang cantik? nggak ah. tante satu ini knapa ga diasah dilatih untuk melobi biar utang indonesia bisa lunas tampa mbayar?

Anonymous said...

setujuh sama mas anang hahhaha

Anonymous said...

Sudah dengar belum percakapan telpon mereka dari dalam tahanan? Ya, mereka menyamar sebagai ibu guru dan pak guru, dan hakin ketua disamarkan sebagai rektor, hahaha. Kita punya tontonan yang lebih menarik ketimbang sinetron akhir2 ini :D

Rofie said...

asli kreatif dan update bngt nih artikel... bagus mas.. sebuah fonomena yg kontraproduktif dari crikas wanita indonesia... klo ada artikel lg kasih tau ya mas.. koment balik mas hehehe

Anonymous said...

Oh apa yang kau cari wahai manusia2 rakus? Harta itu cuma duniawi

Anonymous said...

he2. sy jg lagi mikir buat nulis soal artalyta lho, mas. he222

Anonymous said...

Biasanya pria yang pake rayuan gombal, tapi ini terbalik. Pria yang digombalin... Ibu Kartini bisa nangis melihat keadaan negeri ini yang semakin besar dan maju (korupsinya.

Lovely Dee said...

wah bu artalyta bedaknya udah luntur tuh.. pasti udah seharian.. Hehehe, btw, hebat sih hebat..tapi klo udah menghalalkan segala cara ya jadi nggak hebat lagi..

Di kasus ini uang diperTuhankan.. Gilaa!!

Anonymous said...

jujur saya sering berfantasi ML dengan tante ini!

 
;