05 August 2007

I love My Family




Satu lagi pelajaran hidup berharga dari orang tua saya, lebih persisnya Ibu saya. Beberapa waktu yang lalu ketika saya menerima bayaran sebagai freelancer, saya memberikan slip gaji saya pada Ibu saya. Terbersit di wajah ibu dan bapak saya sebuah kebanggaan, bahwa anak bungsunya yang bandel ini bisa berbuat sesuatu yang positif juga. Sebenarnya sih saya sudah lama jadi freelancer(cuma saya gak pernah bilang aja ma orang tua), saya berusaha nyari tambahan uang saku dari kebisaan saya memotret, yah lumayanlah buat seneng-seneng..tapi jumlah yang saya terima dari motret blom pernah mencapai sebesar yang saya ikuti paling akhir ini.

Kembali ke cerita, malem harinya pas ngumpul di depan TV tiba2 Ibu saya menyodorkan slip gaji saya itu kepada saya. Di kertas kuning itu udah ada coret-coretan ballpoint. Ternyata Ibu saya sudah menghitungkan berapa saya harus men-zakati penghasilan saya itu. Hampir tak pernah terlintas sebelumnya di kepala saya untuk melakukan hal seperti itu.

Sambil begitu ibu saya berujar pada saya bahwa 2,5% dari rezeki yang diberikan Gusti Allah kepada kita adalah milik orang lain yang tidak mampu. Bagai tersiram air es saja perasaan saya saat itu, saya langsung dengan ikhlas mengeluarkan sejumlah yang tertulis di slip gaji saya sesuai dengan perhitungan yang telah ibu saya lakukan. Ada lagi yang tidak saya ketahui sebelumnya, bahwa ternyata setiap bapak saya gajian juga sudah di potong 2,5% tadi. Uang yang terkumpul dari potongan-potongan tadi diberikan pada tetangga atau sodara yang kurang mampu dalam berbagai wujud(gak selalu berujud uang). Wow saya bersyukur sekali hidup ditengah keluarga yang mulia. Meskipun tidak sekaya keluarga Cendana dan tidak sesempurna keluarga Cemara, saya sangat bersyukur sekali.

Ada lagi pesan dari Ibu saya ; orang hidup itu ibarat orang berjalan. Saat berjalan jika kita selalu mendongak ke atas, maka suatu saat kita pasti akan tersandung dan jatuh. Jadi sesukses apapun kita, kita harus selalu tetap melihat orang lain yang lebih kurang beruntung daripada kita. Kalo kita selalu melihat orang lain yang lebih sukses dari kita, maka akan timbul sifat iri dan sifat iri itu suatu saat akan menghancurkan kita.
O iya, saya mau ngucapin selamat bergabung buat Rudi Anggoro Samudro, bulan Februari yang lalu dia resmi masuk jadi anggota keluarga Mawardi. Semoga cepat diberi momongan, yang sabar ya ma mbakku, dia paling cerewet soalnya..hahaha...

7 comments:

Anonymous said...

Betapa Ibu yg bijak. Kamu patut bangga sobat.. :)

Anonymous said...

wah bener-bener nasihat yang mendalam dan pasti membekas selamanya

Vie said...

Aku kok baru notice sekarang, rupanya dah ganti header dll. Pantesan bagus loh mas! Aku suka yg sederhana dan apik seperti ini.

Ya... yang penting kan rejeki yang didapat itu hasil keringat sendiri, bukan hasil korupsi.
Berbagi tuk sesama memang penting. Itu harus diterapkan secara turun temurun. Ibarat tradisi.

Herru Suwandi said...

wuaduh mas... matur nuwun sanget ya... saya kok serasa diingetin :D

Dony Alfan said...

Akan lebih bijak, jika yang 2,5% itu untuk saya, maklum saya kere...
Semoga Allah melipatgandakan rejeki sampeyan, amien.
PS: Konon doa-nya kere itu cepat terkabul loh.

Haryo said...

Bravo Bro! Selamat n sukses terus bro... ternyata kuliah yang sedang kamu jalani sekarang bukan gambling!!!

Anonymous said...

Oiya..Kmu jg pernah menularkan nilai ajaran dr ibuk ke aq..Utk menzakati pendapatan qta 2,5%. Tp saat kmu cerita, ternyata oh ternyata aq udah punya pemikiran yang sama dgn ibuk.. ;p Apakah dari sini bisa disimpulkan klo naluri wanita lebih peduli sesama?? perlu penelitian lg kayaknya.. He3x..
Btw, gantian ya say,bsk klo dapet job ajak2 aq ya.. Sungkem bwt ibuk..

 
;