05 June 2007

Gak Kapok Juga...

Busyet..belom sempat ada comment masuk di posting saya yang tentang ke blo'onan aparat, eh udah ada kasus lagi. Sekarang giliran TNI AL yang maen dar der dor buangin peluru dari moncong senapannya di Desa Alastlogo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pada kurang kerjaan ato gimana sih? Udah gitu pake ngeles bilangnya pada mati karena peluru pantulan lagi...dasar bangsat bertopeng pelindung rakyat!!!!!
Saya bisa paham kalo lama megang senjata dan gak pernah kepake tu gatel rasanya, tapi mbok ya otak yang sampeyan-sampeyan para tentara miliki itu dipake, atau gak punya?
Kalo emang udah gatel pengen nembakin senjata, kan bisa ikut PERBAKIN, atau maen air soft gun aja?jangan terus nembakin orang2 yang gak berdosa sama sampeyan gitu dong...terang aja mereka pada koit, lha wong gak imbang gitu, M16 lawan sabit...oalah dasar guoblok!!!!
Dengan adanya kasus itu, saya pribadi makin gak respek sama para aparat, biar aja om-ku ada yang anggota polisi atau TNI, yang jelas saya makin ngerasa gak aman hidup di Indonesia ini. Lha lembaga yang ditugasi menjaga rakyat Indonesia ternyata pada gak punya otak gitu, bukannya bikin aman malah bikin resah.
Sudah saatnya ada reformasi besar-besaran dalam tubuh TNI, dan POLRI juga, jangan sampe para pelayan dan pelindung masyarakat itu jadi pembantai dan pembunuh masyarakat.
Bersama dengan dipublish-nya posting ini saya ingin menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas insiden di Pasuruan, semoga tidak akan terulang kejadian-kejadian yang sama dikemudian hari.
Maafkan kalo bahasa dalam posting ini agak kasar, tapi ya biarin wong blog-blog saya sendiri kok...

1 comments:

Anonymous said...

Untuk yang satu ini saya termasuk mendua, berita dari media yang "cover both side stories" membuat saya bingung.
Dari TNI ngakunya melindungi diri, karena massa brutal sehingga perlu melindungi diri.
Dari masyakatnya sendiri ngakunya TNI menembak secara membabi buta, TNI yang brutal.
Khalayak macam saya jadi bingung mana yang bener. Tapi bagaimanapun juga, menembak dari jarak dekat dengan laras panjang kepada sesama WNI adalah keliru, apapun alasannya. Kalo memang membela diri, kenapa nggak coba tembak kakinya dulu, bukan langsung kepala. Disini saya mencoba untuk objektif.

 
;