
Kembali kepada soal memilih, ini bukan tentang memilih partai yang makin beragam dan warna-warni, bukan pula tentang memilih nama-nama caleg yang bahkan kita belum pernah mendengar namanya sebelum poster orang tersebut terpampang dipinggir jalan, namun ini soal memilih dalam arti luas, yang bersangkut paut dengan kehidupan kita sehari-hari. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, kita sama seperti dihadapkan pada dua warna, hitam atau putih. Kita harus berani memutuskan memilih hitam, atau memilih putih. Apabila kita masih memilih untuk berada diantara kedua warna itu alias abu-abu, artinya kita masih belum berpendirian kuat.
Ketika pada suatu saat muncul beragam pilihan, skala prioritaslah yang harus kita pegang. Menentukan hal-hal yang paling penting untuk diri kita sendiri, yang kemudian kita dahulukan untuk dikerjakan. Mungkin terdengar agak egois, tapi pada kenyataannya mana ada orang yang tidak egois di dunia ini?? Ada suatu titik dimana menuntut manusia untuk egois, apalagi ketika menyangkut soal urusan perut. Semua orang butuh makan, untuk bisa makan kita harus berkerja, jadi mana mungkin kita selalu mengorbankan diri untuk mengurusi urusan orang lain sampai-sampai kebutuhan kita sendiri tidak tertutup? Mengandalkan orang lain untuk menutupi kebutuhan kita? ah saya kira sampeyan terlalu banyak nonton film...
Jadi sekali lagi, kita harus memprioritaskan kebutuhan sendiri dulu, baru kemudian bersosialisasi. Bersosialisasi itu bagus, berorganisasi itu banyak manfaatnya, namun janganlah sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Orang mau bilang kita egois, yo wes ben wae...
Maapkan kalo sekiranya akhir-akhir ini saya jarang berkunjung dan urun nggunem di blog kawan-kawan semua, dikarenakan saya harus memilih untuk mendahulukan sesuatu dulu.
(Guneman ini terbikin dari banyaknya pilihan yang menghampiri di kehidupan saya, semuanya menarik, semuanya menawarkan kesenangan, namun saya tetap harus memilih kan.....)
GARAPEN SEKRIPSHIT-MU NYUK.....!!!!!!!!!!!!