Hidup adalah tentang memilih. Mau nggak mau, suka nggak suka, tetap saja kita harus memilih. Kadang muncul beberapa opsi pilihan, yang kalo ditimbang-timbang sama menariknya. Menarik dan tidak menarik, itu adalah napsu. Selemah-lemahnya orang adalah yang tidak dapat mengalahkan napsunya sendiri. Melawan dan mengatur diri sendiri saja tidak sanggup, kok udah berkoar-koar mau berangkat jihad-lah, mau ikutan ngurusi negara-lah, mengkritik sistem yang katanya penuh cacat sana sini-lah...apa gak malu-maluin itu namanya... urus dulu kelaminmu yang senantiasa melirik kiri dan kanan mencari2 lobang, perangi dulu sifat gila hartamu yang selalu ingin menambah pundi2 uang dengan cara-cara gak bener, baru setelah itu mulai ikutan mikir negara dan urusan orang lain.
Kembali kepada soal memilih, ini bukan tentang memilih partai yang makin beragam dan warna-warni, bukan pula tentang memilih nama-nama caleg yang bahkan kita belum pernah mendengar namanya sebelum poster orang tersebut terpampang dipinggir jalan, namun ini soal memilih dalam arti luas, yang bersangkut paut dengan kehidupan kita sehari-hari. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, kita sama seperti dihadapkan pada dua warna, hitam atau putih. Kita harus berani memutuskan memilih hitam, atau memilih putih. Apabila kita masih memilih untuk berada diantara kedua warna itu alias abu-abu, artinya kita masih belum berpendirian kuat.
Ketika pada suatu saat muncul beragam pilihan, skala prioritaslah yang harus kita pegang. Menentukan hal-hal yang paling penting untuk diri kita sendiri, yang kemudian kita dahulukan untuk dikerjakan. Mungkin terdengar agak egois, tapi pada kenyataannya mana ada orang yang tidak egois di dunia ini?? Ada suatu titik dimana menuntut manusia untuk egois, apalagi ketika menyangkut soal urusan perut. Semua orang butuh makan, untuk bisa makan kita harus berkerja, jadi mana mungkin kita selalu mengorbankan diri untuk mengurusi urusan orang lain sampai-sampai kebutuhan kita sendiri tidak tertutup? Mengandalkan orang lain untuk menutupi kebutuhan kita? ah saya kira sampeyan terlalu banyak nonton film...
Jadi sekali lagi, kita harus memprioritaskan kebutuhan sendiri dulu, baru kemudian bersosialisasi. Bersosialisasi itu bagus, berorganisasi itu banyak manfaatnya, namun janganlah sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Orang mau bilang kita egois, yo wes ben wae...
Maapkan kalo sekiranya akhir-akhir ini saya jarang berkunjung dan urun nggunem di blog kawan-kawan semua, dikarenakan saya harus memilih untuk mendahulukan sesuatu dulu.
(Guneman ini terbikin dari banyaknya pilihan yang menghampiri di kehidupan saya, semuanya menarik, semuanya menawarkan kesenangan, namun saya tetap harus memilih kan.....)
Kembali kepada soal memilih, ini bukan tentang memilih partai yang makin beragam dan warna-warni, bukan pula tentang memilih nama-nama caleg yang bahkan kita belum pernah mendengar namanya sebelum poster orang tersebut terpampang dipinggir jalan, namun ini soal memilih dalam arti luas, yang bersangkut paut dengan kehidupan kita sehari-hari. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, kita sama seperti dihadapkan pada dua warna, hitam atau putih. Kita harus berani memutuskan memilih hitam, atau memilih putih. Apabila kita masih memilih untuk berada diantara kedua warna itu alias abu-abu, artinya kita masih belum berpendirian kuat.
Ketika pada suatu saat muncul beragam pilihan, skala prioritaslah yang harus kita pegang. Menentukan hal-hal yang paling penting untuk diri kita sendiri, yang kemudian kita dahulukan untuk dikerjakan. Mungkin terdengar agak egois, tapi pada kenyataannya mana ada orang yang tidak egois di dunia ini?? Ada suatu titik dimana menuntut manusia untuk egois, apalagi ketika menyangkut soal urusan perut. Semua orang butuh makan, untuk bisa makan kita harus berkerja, jadi mana mungkin kita selalu mengorbankan diri untuk mengurusi urusan orang lain sampai-sampai kebutuhan kita sendiri tidak tertutup? Mengandalkan orang lain untuk menutupi kebutuhan kita? ah saya kira sampeyan terlalu banyak nonton film...
Jadi sekali lagi, kita harus memprioritaskan kebutuhan sendiri dulu, baru kemudian bersosialisasi. Bersosialisasi itu bagus, berorganisasi itu banyak manfaatnya, namun janganlah sampai mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Orang mau bilang kita egois, yo wes ben wae...
Maapkan kalo sekiranya akhir-akhir ini saya jarang berkunjung dan urun nggunem di blog kawan-kawan semua, dikarenakan saya harus memilih untuk mendahulukan sesuatu dulu.
(Guneman ini terbikin dari banyaknya pilihan yang menghampiri di kehidupan saya, semuanya menarik, semuanya menawarkan kesenangan, namun saya tetap harus memilih kan.....)
GARAPEN SEKRIPSHIT-MU NYUK.....!!!!!!!!!!!!