01 February 2008 34 comments

Agama dan Budaya.

Hahahaha...pasti si Andik dan Doni mesam mesem liat judul guneman saya kali ini. Ada salah satu diantara mereka yang menganggap agama adalah bagian dari kebudayaan, itu sah-sah aja. Semua orang boleh beropini, dan tidak ada yang melarang orang kreatif dengan isi otaknya. Masalah kepercayaan(agama) itu adalah hak paling asasi manusia, kalopun di Indonesia hak yang paling asasi itu hanya dibatasi dengan 5 pilihan, dari dulu sejak saya lahir sudah begitu, dan sayapun tidak berminat untuk menggugat keadaan tersebut. Kebetulan kepercayaan yang saya pegang dan yakini saat ini ada dalam salah satu dari 5 pilihan yang disediakan pemerintah itu, jadi paling tidak saya terhindar dari cap “sesat” yang sekarang marak banget dianugrahkan pemerintah pada beberapa aliran kepercayaan yang hidup di Indonesia.

Saya orang yang beragama, namun saya juga sangat menghargai keberadaan budaya. Saya menempatkan kebudayaan dan agama itu dalam ruang yang berbeda karena menurut saya itu memang beda. Ditilik dari asal mulanya saja itu sudah lain. Agama berasal dari Gusti Alloh kang Murbeng Dumadi yang diturunkan lewat para Rosulnya dan disebarkan oleh para nabi dan para wali. Sedangkan budaya dari namanya saja sudah kelihatan, budaya –budi dan daya- yang berarti segala budi dan daya hasil karya cipta manusia yang kemudian diwariskan secara turun temurun dan menjadi sebuah karya yang agung yang melekat dalam masyarakat sekitar. Budaya lahir dari hasil interaksi sesama manusia, budaya dapat beraneka ragam, budaya dapat diperoleh dengan cara belajar, budaya juga memiliki sifat yang dinamis dan dapat berubah sesuai dengan tuntutan dan keadaan jaman.

Dari situ saja sudah jelas perbedaan antara budaya dan agama. Bukankah Agama itu tidak akan pernah berubah tuntunannya dan fleksibel sesuai dengan tuntutan jaman? Mesti selalu begitu karena agama itu diturunkan oleh Tuhan sudah kontekstual dengan kondisi jaman hingga sampai pada the end of the world besok. Itu sangat bisa dan sangat tidak terbantahkan, karena saya yakin Tuhan (apapun dan siapapun itu dalam kepercayaan sampeyan) Maha pintar, Maha tahu dan Maha segalanya. Tidak mungkin Tuhan melakukan kesalahan dalam menurunkan sebuah tuntunan untuk umatnya sehingga merasa perlu untuk diamandemen. Sampeyan tidak mau dikatakan bahwa Tuhan sampeyan bodo kan???

Bagaimana dengan Maulid Nabi? Apakah itu salah satu acara agama atau sebuah kebudayaan? Seperti kita tahu bahwa Maulid nabi bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di Jogja dan Solo sendiri selalu diadakan acara grebeg untuk memperingati maulid nabi. Saya pernah baca dulu tentang asal mula Maulid nabi, bahwa sebenarnya tradisi itu mulai muncul pada masa perang Salib. Maulid nabi dimunculkan oleh pemerintahan masa itu untuk mengobarkan semangat pasukan Muslim. Nah Maulid nabi masih saja dirayakan sampai sekarang namun dengan bentuk dan tujuan yang sudah lain. Dari sini kita bisa berkesimpulan bahwa Maulid Nabi bukanlah acara keagamaan, namun murni sebuah acara budaya yang berasal dari daya cipta, rasa, dan karsa manusia.

Itulah kira-kira opini saya sebagai orang yang beragama dan mencintai budaya.

 
;